Sebuah spanduk terpajang di jalan Magelang Yogyakarta bertuliskan Sejuta Preman Mati Masyarakat Jogja Tidak Rugi. Hal ini menggambarkan sebenarnya ada kemarahan masyarakat terhadap keberadaan preman yang selama ini meresahkan dan mengancam jiwa masyarakat.
Dibalik ketidaktepatan perbuatan 11 prajurit kopassus yang melakukan penyerangan lapas cebongan, tetapi ada hikmah positif dan rasa terima kasih masyarakat karena muncul semangat di masyarakat menjadikan kejadian ini sebagai momen untuk membrantas premanisme.
Akibat dari kejadian cebongan daerah Babarsari yang sering dijadikan area berkumpul preman dan mabuk-mabukan, saat ini gerombolan tersebut tidak lagi muncul. Harusnya semangat masyarakat untuk membrantas preman menjadi perhatian pemerintah dan aparat supaya mereka bertindak tegas dan tidak tinggal diam. Masyarakat merasa hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Semua orang yang di Jogja tahu, siapa korban yang dibantai mati tersebut. Semua itu akibat dari "PERBUATAN" mereka semasa hidupnya. Mereka itu adalah "MAFIA"
Sesungguhnya masyarakat Jogja was-was dan merasa terancam bukan karena adanya 11 prajurit yang melakukan penyerangan lapas seperti yang dihebohkan di Jakarta sana, melainkan dari keberadaan preman dan pengedar narkoba itu sendiri.
Sikap kesatria dari pelaku dan institusi TNI dalam mengakui perbuatan dan siap menerima hukuman layak mendapatkan apresiasi yang tinggi. Itulah jiwa dan semangat prajurit yang patut kita banggakan. Namun diberbagai media TV, TNI masih terus disudutkan seperti media nasional, Komnas HAM, Kontras, dan politisi DPR seperti menyatakan penyerangan cebongan merupakan bentuk Hukum Rimba di negara hukum, tindakan mereka mengancam keamanan negara, ini adalah masalah internasional dan malah lebih mengutamakan untuk menghukum seberat-beratnya prajurit kopassus, sehingga terlihat kematian preman tersebut perlu dibela habis-habisan.
Hidupkan petrus, tembakin aja semua preman. Gak peduli preman teri atau kakap. Bubarkan Komnas HAM. Anggota komnasham belum pernah merasakan kena rampok atau pencurian. Atau kehilangan haknya, hanya koar-koar saja bisanya.
Sedangkan kematian Kopassus dikarenakan gerombolan preman dianggap bukan pelanggaran HAM dan tidak mendapat perhatian. Hal ini malah berkebalikan dengan apa yang dirasakan banyak masyarakat.
Meskipun tindakannya salah tapi saya salut dengan kopasus yang gentle....dari pada institusi lainnya yang dari "bos" sampai bawahannya kerjanya hanya malakin masyarakat.... Kopasus jelas bela rakyat dari preman dari pada yang lain malah jadi seperti preman....!!!!
Masyarakat merasa TNI juga manusia yang memiliki Hak sama dengan yang lain. Salah satu warga menyampaikan komentar ketika ada bencana alam di Indonesia, TNI yang ada di garda depan memberikan pertolongan, evakuasi, menghadapi bahaya dan tanpa pamrih. Dan mana ada preman yang mau membantu masyarakat ketika kesusahan.
Meskipun tindakan 11 prajurit kopassus ini salah tetapi banyak masyarakat yang berterima kasih kepada mereka. Dan malah banyak hujatan terlempar kepada Komnas HAM yang dirasakan bertindak tidak adil bagi masyarakat. Statemen Komnas HAM yang menyampaikan bahwa pelaku penembakan telah merampas hak hidup yang tidak dapat digantikan. Ini malah melukai hati masyarakat. Apakah preman yang telah membunuh, memperkosa apa tidak merampas hak hidup orang? Kenapa ketika ada kejahatan seperti itu pembela HAM tidak turun tangan?? Mereka layak disebut TERORIS yang menteror keamanan dan keselamatan masyarakat.
Memang para PREMAN harus dibrantas habis.......
Apakah mereka mempunyai rasa kemanisiaan terhadap korbanya ketika mereka melakukan aksinya...? Wajarlah bila Aparat KOPASUS membantai mereka, karena aparat kepolisian nggak punya nyali untuk membrantasnya.
MAJU TERUS KOPASUS ku......................
Banyak rakyat yang mendukungmu, untuk membrantas preman preman.
Semoga politisi, lembaga HAM, aparat termasuk Pemerintah mencoba memahami apa yang dirasakan sebenarnya oleh masyarakat. Masyarakat ingin momen ini menjadi UPAYA PEMBRANTASAN PREMAN. KARENA MEREKA PARA PREMAN ADALAH PENGANCAM HAK ASASI MASYARAKAT SESUNGGUHNYA!!.
Jangan dijadikan sarana politisasi atau hanya untuk menaikkan rating semata. Masyarakat cukup berpikir simpel dan hanya bisa bicara. Jika aparat dan pemerintah tidak mampu maka masyarakat sendiri yang akan bertindak membrantas preman jalanan. Jika demikian yang terjadi maka itulah HUKUM RIMBA yang sesungguhnya.
Sepuluh jempol untuk kopassus (TNI) atas keterbukaannya, 0 jari untuk Polri yang nggak becus menangani premanisme dan judi di Indonesia kususnya Yogyakarta. Mbok ya kopasus sekali kali tembak para koruptor, sekiranya koruptor dihukum ringan masuk dan cari aja ke penjara dan tembak mereka semua, kemudian hakimnya juga dicari dan dihabisi sekalian biar nggak ada mafia peradilan.
Tapi kurang seru kalau kopasus hanya melakukan di cebongan. Seharusnya diseluruh Indonesia seperti petrus gitulah. Biar mati galau tuh preman, stress karena ketakutan.
AYO BERANTAS PREMANISME DI MANAPUN TIDAK HANYA DI JOGJA TAPI DI SELURUH INDONESIA. Yang mendukung mari share seluas-luasnya supaya semangat pemberantasan preman ini menjadi perhatian Pemerintah dan mereka menyadari kekuatan masyarakat sesungguhnya.
BRAVO KOPASSUS !!!!
BERSIHKAN SAMPAH MASYARAKAT YANG SUDAH SANGAT MERESAHKAN MASYARAKAT !!!
Sumber: KotaJogja, Yahoo
*.:。✿ Don't forget to come back again ✿.。.:*
Visit Wahyudi Blog !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Plisss...
Jangan nyepam (spam), jangan promosi (apapun itu), jangan SARA, jangan OOT...
Mohon kerja samanya, berikan komentar yang berbobot dan bermanfaat bagi semua... ^^